Kalurahan PARANGTRITIS

Parangtritis, 22-02-2022. Kegiatan Koordinasi dan Persiapan Kalurahan dan FPRB menuju Pengakuan Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community) dengan didampingi oleh Stasiun Geofisika Sleman (BMKG) dilakukan di posko FPRB Paris Tangguh Parangtritis. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan memfasilitasi FPRB Paris tangguh menuju pengakuan dari UNESCO terkait Tsunami Ready Community. Parangtritis dipilih dikarenakan wilayah atau kalurahan yang sangat rawan dengan potensi bencana alam Tsunami. Pada kesempatan ini, kegiatan dapat dihadiri oleh wakil dari Pemerintah Kalurahan Parangtritis yaitu Jagabaya, Ketua FPRB Paris Tangguh, Pengurus Harian FPRB Paris Tangguh, Koordinator masing-masing Padukuhan, serta pendampingan dari pihak BMKG dan BPBD Kabupaten Bantul. Disisi lain sebagai sebuah pengakuan administratif, hal yang terpenting yaitu memberikan sosialisasi atau pengetahuan kepada masyarakat akan bahaya dan wilayah yang berpotensi Tsunami. Supaya kedepannya, jika memang terjadi bencana alam tersebut dapat meminimalisir banyaknya korban bahkan dapat zero korban atau tidak ada korban.

Kegiatan pendampingan ini dilakukan sejak Selasa, 21 Februari 2023 dengan menyampaikan dan berkoordinasi langsung dengan Lurah Parangtirits. Dari Koordinasi awal bersama Lurah Parangtritis, disampaikan bahwa besar harapan mendapat pengakuan baik nasional maupun internasional terkait siaga tsunami karena telah memenuhi 12 indikator tercapainya Tsunami Ready Community (TRC). Dikutip dari Harian Jogja yang ditulis oleh Andreas Yuda Pramono tanggal 21-02-2023, “Hal yang paling penting itu adalah kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya tsunami. Apabila sewaktu-waktu terjadi bencana tsunami, maka dampak dari bencana dapat diminimalkan semaksimal mungkin. Itu kuncinya,” ucapnya. Sementara itu Manajer Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Lukluk Firmansyah mengatakan bahwa beberapa indikator yang harus dicapai untuk menuju pada TRC antara lain kalurahan harus memiliki peta bahaya tsunami, lalu juga memiliki informasi terkait dengan prakiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami. "Selain itu ada juga upaya untuk menginventarisasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, lalu sosial dan politik dalam upaya pengurangan risiko bahaya tsunami. Nah itu masuk dalam kategori penilaian atau identifikasi," kata Aka dihubungi pada Selasa (21/2/2023).Dia juga menambahkan harus ada peta bahaya tsunami yang telah disosialisasikan dan disusun bersama masyarakat. Lalu, menempatkan papan informasi publik mengenai bahaya tsunami dan gempa bumi, memiliki materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan ke satuan pendidikan.

Sebagai bentul progres dan langkah berkelanjutan, hal yang perlu disiapkan yaitu terkait peta rawan bencana dan jalur evakuasi. Oleh karena itu, perlu adanya survey lapangan dan pendataan ulang terkait jalur ebakuasi yang akan dilaksanakan oleh relawan FPRB Paris Tangguh yang didampingi oleh BPBD Kabupaten Bantul dan Stasiun Geofisika Sleman (BMKG) yang direncanakan pada Senin, 27 Februari 2023.